bahagia dalam naungan alquran dan sunnah
PENDAHULUAN
TENTANG MAKNA BAHAGIA
Kata bahagia memiliki beragam tafsir dan makna. Ber- gantung pada sosok, keadaan, serta referensi dalam memahaminya. Berikut di antara makna bahagia me- nurut para tokoh dunia hingga Kamus Besar Bahasa In- donesia:
Hamka (ulama dan sastrawan dunia, 1908-1981):
Kenal akan keindahan dan sanggup menyatakan keindahan itu kepada orang lain adalah bahagia.
Bob Sadino (pengusaha, 1933-2015)
Jika ingin bahagia, jangan jadi karyawan.
niti kebahagiaan sejati. Mulai dari kekuatan iman hingga janji yang ditepati. Sedangkan bagian ke- empat buku ini akan menyajikan Kisah Para Pe- milik Kebahagiaan. Keteladanan yang terurai di bagian ini kiranya mampu menginspirasi pemba- ca untuk meraih kebahagiaan sejati.
TAUSIYAH ZAMAN NOW
Bagian Kelima buku ini akan mengurai ten- tang dasar kebahagiaan di rumah tangga. Bagian ini sesungguhnya bonus yang penulis sajikan un- tuk pembaca budiman. Menu materi ini sedianya tidak terhidang. Namun rasa ingin tahu jama- ah, terkhusus para ibu yang tergabung di kelas rumah tangga seringkali menuntut penulis untuk menyajikannya.
Pokok bahasan terakhir di buku ini akan ditu- tup dengan doa penulis untuk kebahagiaan selu- ruh pembaca. Di bagian ini penulis tidak banyak menyajikan bahasan, kecuali harapan agar kira- nya pembaca tulus mengaminkan.
Demikian isi buku ini terurai secara singkat dan padat. Penulis mengakui sepenuhnya bahwa buku ini penuh dengan kekurangan, baik dari sisi tampilan ataupun keakuratan uraiannya. Karena itu, penulis mengundang pembaca agar berke nan menyempurnakan setiap kekurangan yang tampak, bahkan mengoreksi segala hal yang di duga khilaf. Semoga Allâh memberi taufiq padakita semua untuk menyempurnakan tulisan se- derhana ini.
Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan te- rima kasih yang mendalam pada seluruh pihak yang telah membantu kelahiran buku ini, tanpa kecuali. Bagi yang telah menginspirasi, mengo- reksi, mendoakan, hingga menampilkan bahan yang melengkapi aspek kajian. Jazakumullâh kheir. Semua pihak ini tentu amat berjasa dan In- sya Allâh memeroleh pahala yang sama dengan penulis, tanpa dikurangi sedikitpun. Semoga Allâh mengabulkan, penulis amat yakini itu.
Penulis juga menghaturkan doa dan kasih pa- da kedua orang tua, keluarga tercinta, serta selu- ruh jamaah ta'lim di manapun berada. Semoga antum selalu diberi kesehatan dan istiqamah dalam menuntut ilmu. Demikian penulis hatur- kan, semoga Allâh berkenan mengabulkan. Yâ Mujibas sâilîn.
Adi Hidayat
BAGIAN 1
BAHAGIA ITU SEDERHANA...
004
R asa bahagia adalah hal yang begitu didamba oleh setiap manusia. Demi kebahagiaan aneka upa- ya pun ditempuh. Dari yang paling sederhana hingga teramat payah, bahkan dengan usaha yang kadang su- lit dilukiskan. Namun kebahagiaan yang dimaksud ter- kadang tidak berlaku umum. Sifatnya tidak holistik dan jangkauannya pun tidak komprehensif. Bahagia bagi se- seorang belum tentu berlaku bagi orang lainnya.
Banyak pamflet dan ilustrasi kreatif dibuat disertai tagar tentang bahagia yang penuh harap. Bahagia itu sederhana; Cukup secangkir kopi, Anda hadir dengan kebahagiaan. Demikian di antara tagar yang pop- uler. Bagi penikmat kopi kalimat ini bisa diterima, tetapi tidak bagi selainnya. Adapula yang menulis bahwa bahagia itu sederhana, ketika kamu hadir di sampingku. Masya Allah... Bahagia untukmu, tidak bagi yang lain. Bahkan mungkin merasa ke- cewa karena sosok yang dinanti ternyata telah diambil orang. Munculah kemudian tagar patah hati. Dari level lokal hingga menggapai ranah in- ternasional.
Saking pentingnya nilai bahagia, ada pula yang berusaha membuat indeks kebahagiaan hingga di level kota untuk mengukur tingkat ke- berhasilan pembangunan manusia. Hasilnya ti dak ada satu pun yang meraih nilai sempurna. Kebahagiaan si A belum tentu kebahagiaan un- tuk si B. Kebahagiaan si B belum tentu berlaku bagi si C. Demikian seterusnya. Lantas bagaima na kita bisa mencapai kebahagiaan yang hakki? Yang bisa diraih setiap orang?
Untuk itulah buku ini hadir di tengah pemba ca budiman, menyajikan bimbingan kebahagia an dari sumber utama kehidupan, al-Qur'an dan Sunnah. Bahagia dalam Naungan Al-Quran dan Sunnah. Demikian judul buku ini, terangka dalam optimisme tinggi dengan rasa yang penuh harap. Insya Allah
MENGAPA MESTI AL-QURAN DAN SUNNAH?
Saudara-saudariku...
Al-Quran kita sepakati sebagai firman Allâh Subhanahu wata'âla, satu-satunya Tuhan Pencip- ta kita semua. Pencipta tanpa materi yang dicari, tanpa bahan yang diusahakan.
Sang Pencipta Maha Mengetahui segala hal terkait ciptaan-Nya. Mulai dari bahan ciptaan, proses penciptaan, karakteristik, hingga segala yang dibutuhkan ciptaan.
Anda bisa bayangkan, pembuat sesuatu de- ngan bahan saja sangat mengetahui kebutuhan yang dibuat. Bukankah pembuat pesawat ter- bang sangat tahu kebutuhan pesawat? Mulai dari persoalan kokpit yang paling rumit hingga peran penting baling-baling? Bilapun pesawat membu- tuhkan sesuatu akan ditanyakan pada insinyur pembuatnya. Demikian pula dengan manusia. Segala kebutuhan hingga hal yang dirasakannya hanya diketahui oleh Pencipta kita, Allâh Subhâ- nahu wata'âla.
Karena itu, jika Anda ingin mengetahui se- gala hal terkait manusia maka bertanyalah kepada Allah, Sang Pencipta. Bahkan Allâh telah menerangkan hal dimaksud sejak mula manu- sia dicipta, hingga menugaskan para rasul untuk menjabarkannya. Sejak era Nuh 'alaihissalam hingga masa kerasulan Muhammad Shallallâhu 'alaihi wa sallam. Demikian firmanNya dalam su- rat an-Nisâ ayat 163 itu:
"Kami wahyukan kepadamu, Muham- mad, seperti kami wahyukan kepada Nuh dan para nabi setelahnya." (QS An-Nisa: 163)
Semua keterangan yang disampaikan kepada rasul disebut dengan wahyu. Setiap wahyu men- jadi penanda risalah bernama ayat. Kumpulan ayat yang diwahyukan kepada rasul terakhir, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam disebut dengan al-Quran. Sedangkan isi al-Qur'an tidak sekadar menjadi ayat yang dibaca melainkan petunjuk kehidupan yang nyata. Dalam bahasa Arab, kumpulan petunjuk yang dibutuhkan dise- but hudan, jamak dari kata hidayah. Demikian al-Qur'an diperkenalkan pada setiap insan kala diturunkan di bulan Ramadhan:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتِ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ ... (سورة
"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia." (QS al-Baqarah: 185)
Nampak dalam ayat di atas bahwa fungsi uta- ma al-Qur'an ialah hudan lin nâs, petunjuk hidup manusia. Pedoman yang menyajikan solusi bagi seluruh liku hidup generasi Adam dan Hawa. Dari yang mengharap kemudahan, mem- perbaiki kekurangan, hingga meraih kebahagiaan. Semuanya ada dalam al-Qur'an. Ya, di dalam al-Qur'an.
Jika Anda ingin mengetahui segala hal terkait manusia, maka kepada Allah.
Duhai Anda yang ingin bahagia bertanyalah di rumah, di kantor, di kehidupan so- sial atau bahkan segala hal, bacalah al-Quran. Anda akan paham tentang cara meraih kebahagiaan. Ternyata bahagia itu sederhana, ja- dikanlah al-Qur'an sebagai pedoman.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bah- kan langsung mempraktekan pedoman al-Qur'an di lingkungan masyarakat. Kehidupan umat be- gitu membahagiakan hingga lahirnya al-Madinah al-Munawwarah, kota penuh cahaya. Pedoman inilah yang menanggalkan sifat jahiliyyah, meng- angkat martabat umat, bahkan jauh mengungguliimperium romawi dan Persia. Praktek Rasulullah dalam mengamalkan pedoman al-Qur'an disebut dengan Sunnah. Hal terakhir inilah yang menjadi penjelasan detil al-Qur'an bahkan sumber kete- ladanan. Allâh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَن كَانَ يَرْجُواْ اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (سورة الأحزاب: ٢١)
Sungguh pada (diri) Rasulullâh itu ter- dapat suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rah- mat) Allâh dan (kedatangan) hari kiamat, serta banyak menyebut Allâh.
Demikianlah peran al-Qur'an dan Sunnah Keduanya menjadi referensi abadi untuk meraih kebahagiaan di setiap zaman. Dari sini kita paham tentang pentingnya bahagia di bawah naungan al-Qur'an dan Sunnah.
Komentar
Posting Komentar